• Mon. Dec 9th, 2024

Metode Sentra

Membangun Karakter dan Budi Pekerti

anak-sedang makan

Arti scaffolding dalam model pembelajaran dengan Metode Sentra adalah pemberian pijakan. Sekilas, pengertian ini terasa seakan-akan jauh dari arti harfiahnya. Namun, bila dicermati lebih dalam, pengertian itu sangat dekat.

Kegiatan belajar anak sebetulnya serupa dengan mendirikan bangunan. Ada struktur-struktur yang tidak bisa langsung berdiri kokoh, sehingga dibutuhkan penopang sampai struktur itu tegak tanpa bantuan.

Scaffolding Bagian dari Fungsi Guru sebagai Fasilitator

Salah satu elemen utama dalam pembelajaran dengan Metode Sentra adalah pemberian pijakan oleh guru atas setiap aktivitas atau pengalaman yang dijalani anak, atau biasa dikenal dengan istilah scaffolding. Bisa dikatakan, itulah fungsi utama guru sebagai fasilitator pembelajaran anak.

Metode Sentra menyediakan apa yang dibutuhkan anak dalam menemukan pengetahuan, membangun pemahaman, dan membangun sikap serta perilaku. Guru memastikan semua proses itu berjalan dengan benar dan lancar.

Secara harfiah, kata scaffolding berarti perancah. Para praktisi atau pekerja bangunan lebih mengenal padanannya dari kosakata Bahasa Belanda, yaitu bekisting. Scaffolding adalah struktur penyangga sementara, yang pada saatnya akan diambil setelah struktur yang dibangun kokoh.

kegiatan-di-sentra-seni
KEGIATAN DI SENTRA SENI. Memberi pijakan adalah tugas utama guru sebagai fasilitator pembelajaran

Memberi Makna dalam Pembelajaran

Dengan scaffolding, kegiatan-kegiatan konkret yang sederhana memiliki makna yang penting dan kuat dalam proses belajar anak. Misalnya, dari kegiatan finger painting, guru bisa membantu anak menemukan kesimpulan tentang percampuran dan perubahan warna. Dari kegiatan memompa air, guru bisa membantu anak menemukan pemahaman hukum-hukum fisika sederhana, dst. Belum lagi pertumbuhan kosakata yang terbangun melalui pengalaman-pengalaman konkret yang membahagiakan.

Bayangkanlah betapa besar manfaatnya bila orangtua di rumah melibatkan anak dalam kegiatan memasak di dapur. Sebelum memulai kegiatan, ibu menyiapkan pengetahuan-pengetahuan terkait dari buku atau berselancar di internet. Entah itu tentang bahan-bahan yang dimasak, kandungan gizinya, asal-usulnya, manfaatnya bagi tubuh, atau tentang cara kerja alat-alat yang digunakan.

Tak terbatas. Anak bisa belajar tentang energi panas, perubahan fisika, perubahan kimia, klasifikasi benda-benda, kosakata baru. Anak bisa belajar tentang kandungan nutrisi bawang putih, atau manfaat rempah-rempah bagi kesehatan tubuh. Anak bisa belajar tentang sumberdaya pertanian, kekayaan laut. Tentu saja, anak juga bisa belajar tentang sikap-sikap, seperti bersyukur, qana’ah, disiplin, tertib, bersih, dan banyak lagi. Semua dilakukan dalam kegiatan yang menyenangkan.

Kuncinya adalah memaknai setiap kegiatan dan pengalaman yang dilalui anak. Bahkan, kegiatan-kegiatan rutin seperti makan bersama, mandi, menggosok gigi, membereskan kamar, ke kamar kecil dan lain-lain memberi kesempatan yang berharga untuk pembelajaran. Routines are teachable moments.

Tiga Bagian Pijakan

Dalam Metode Sentra, scaffolding terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni pijakan sebelum melakukan kegiatan atau belajar, pijakan saat berkegiatan, dan pijakan sesudah berkegiatan. Sebelum kegiatan Sentra dimulai, guru perlu menerangkan kepada anak tentang bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan serta prosedur kerja selama bermain.

Selama anak melakukan kegiatan di Sentra, guru memberi pijakan dalam bentuk pertanyaan, pelurusan pemahaman, apresiasi, atau sekadar artikulasi aktivitas yang sedang dilakukan anak, dalam rangka penguatan konsep. Misalnya, saat anak menyusun ronce di Sentra Persiapan, “Ibu melihat Farhan menyusun kubus kecil, sedang dan besar berwarna merah, disambung dengan yang berwarna kuning.”

Dalam contoh lain, saat anak bermain di Sentra Main Peran, guru bertanya, “Apa yang terjadi kalau semua penghuni meninggalkan rumah dalam keadaan tidak terkunci?” Atau di Sentra Bahan Alam, “Wah, Erma menemukan pencampuran warna kuning dan biru menghasilkan warna hijau.”

Sesudah anak bermain di Sentra, guru memberi penguatan proses-proses pembelajaran yang dijalani anak melalui kegiatan recalling. (Klik di sini untuk membaca artikel tentang recalling) Kegiatan ini merupakan sentuhan akhir dalam proses pembelajaran anak. Dengan menceritakan pengalaman belajarnya, anak berkesempatan mengonstruksi pengetahuan dan pemahaman, di samping menguatkan memori. Guru memandu dengan pertanyaan-pertanyaan faktual, divergen maupun konvergen. (Tentang jenis-jenis pertanyaan ini akan dibahas pada artikel lain).

2 thoughts on “Makna Scaffolding dalam Metode Sentra”
    1. Benar. Dalam Metode Sentra, pembelajaran berpusat pada proses yang dialami, dirasakan, dipikirkan dan ditemukan anak (student-centered learning). Guru menyediakan sarana belajar (alat, bahan); memberi pijakan; mengobservasi proses; dan mengevaluasi pembelajaran agar dapat menyediakan menu pembelajaran yang tepat pada kesempatan berikutnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *