• Fri. Jul 26th, 2024

Metode Sentra

Membangun Karakter dan Budi Pekerti

Bekal Penting Orangtua dan Guru Anak Usia Dini

ByYanto Musthofa

Jan 23, 2021
Pelatihan Metode Sentra secara daring
Pelatihan Metode Sentra secara daring
Chief Trainer Metode Sentra, Ibu Siska Yudhistira Massardi dalam sesi tanya jawab pada Pelatihan Metode Sentra Tahap II,

Guru anak usia dini memegang amanah besar yang mulia sebagai mitra orangtua. Anak usia dini membutuhkan orangtua dan/atau guru yang memiliki bekal memadai agar dapat tumbuh lancar dan sehat sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.

Bekal itu adalah pengetahuan dan pemahaman tentang anak, sekaligus seperangkat kemampuan dan keterampilan menyangkut bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain, orangtua dan guru anak usia dini harus mengerti tentang bagaimana anak belajar dan memahami bagaimana cara membantu anak belajar.

Keniscayaan Ikhtiar Pendidikan

Uraian di atas adalah semacam hukum keniscayaan, yang secara sepintas terasa biasa dan klise. Sesuatu yang memang sudah seharusnya demikian. Namun ironisnya, banyak orangtua dan guru menyikapi bagian penting dalam ikhtiar pendidikan itu juga secara “biasa-biasa saja”, dalam arti kurang tergugah untuk melakukan hal-hal yang mendalam.

Ada konsekuensi-konsekuensi logis dari keniscayaan tersebut. Pertama, ada dua komponen dasar dalam ikhtiar pendidikan yang saling terkait dan harus berjalan seiring. Kedua komponen itu adalah anak belajar dan orangtua mendidik.

Belajar tentang bagaimana cara mendidik yang baik adalah keharusan bagi orangtua dan guru. Namun itu barulah satu hal, terlepas dari apapun filosofi, teori, aliran, metodologi, pendekatan, maupun teknik yang dianut. Kehebatan sebuah filosofi-metodologi dan sebangsanya tidak akan berarti apa-apa bila orangtua guru tidak memiliki pengetahuan yang tepat tentang kondisi riil (anak) yang dihadapi.

Memahami kondisi riil berarti orangtua dan guru memahami bagaimana anak belajar; sampai di mana anak belajar; apa yang membuatnya (lancar) belajar; apa yang menghambatnya belajar; dan seterusnya. Hanya dengan memahami hal-hal semacam itu orangtua dan guru dapat menyiapkan rencana dan program yang tepat; asupan menu belajar yang tepat; strategi dan pijakan yang tepat; dan lain-la,in secara berkesinambungan. Bukan sekadar proyek berbasis paket dan target, satu untuk semua anak.

Peserta dari Berbagai Daerah

Demikian antara lain insight dari Pelatihan Metode Sentra Tahap II yang diselenggarakan Sekolah Batutis Al-Ilmi Bekasi selama empat hari pada 18-21 Januari 2021. Karena situasi pandemi, pelatihan diselenggarakan secara daring. Sebanyak 14 peserta dari Kota Tangerang, Kota Bekasi, Banyuwangi (Jawa Timur), Jakarta Barat, dan Kabupaten Gowa (Sulawesi Selatan) mengikuti pelatihan yang disajikan oleh Chief Trainer Metode Sentra Ibu Siska Yudhistira Massardi dan Trainer Metode Sentra Matatiya Taya.

[Untuk informasi lebih lanjut tentang Pelatihan Metode Sentra dan tahap-tahapnya di Sekolah Batutis Al-Ilmi, silakan lihat tulisan tentang Pelatihan Metode Sentra]

Matatiya Taya, Trainer Metode Sentra Sekolah Batutis Al-Ilmi

Pada hari pertama, peserta mendaras tema tiga jenis main sebagai moda belajar alamiah anak usia dini. Pemahaman tentang tiga jenis main penting bagi orangtua agar dapat memfasilitasi kegiatan anak bermain secara bermakna. Dalam tema ini, peserta sekaligus belajar tentang bagaimana menyiapkan arena bermain (setting lingkungan); pijakan-pijakan yang harus diberikan sebelum, selama dan sesudah bermain; dan bagaimana mengobservasi serta menyusun laporan observasi yang tepat agar dapat digunakan untuk menyusun program-program pembelajaran selanjutnya.

Pada hari kedua, peserta melahap tema Lima Tahapan Berbahasa (Lima Kontinum) dalam Metode Sentra. Materi pada tema ini mengajak peserta memahami tahapan-tahapan pemberian respons yang tepat terhadap aktivitas bermain anak agar proses anak belajar berjalan aman, lancar dan bermakna.

Jejak Guru Anak Usia Dini Hingga Usia Dewasa

Masih dalam tema ini, peserta juga larut dalam pembahasan topik tahapan-tahapan resolusi konflik anak. Bentuk-bentuk yang muncul dari tahapan resolusi konflik itu, jika tidak diperhatikan dan ditangani secara tepat, akan terbawa dan berpengaruh negatif hingga usia dewasa. Sebagian peserta mengetengahkan pengalaman bahwa tahapan-tahapan resolusi konflik yang seharusnya telah terlewati pada usia dini masih terjadi pada anak remaja, bahkan orang dewasa.

Pada dua hari berikutnya, tema yang dibahas adalah Tahap Perkembangan Anak 0 sampai 14 tahun dan Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Sebagaimana pada kedua tema sebelumnya, peserta belajar tentang bagaimana mengidentifikasi kemunculan perkembangan pada anak untuk dimasukkan dalam laporan observasi, dan bagaimana membuat laporan observasinya.

Meskipun tanpa observasi langsung di TK dan SD Batutis Al-Ilmi sebagaimana pada pelatihan regular, para peserta tetap dapat memetik insight dari aplikasi ilmu-ilmu pedagogi dan psikologi dalam situasi riil. Dalam hal ini, observasi dilakukan dengan instrumen video kegiatan Sentra-Sentra. Selain itu, peserta melakukan observasi terhadap anak atau murid di rumah masing-masing . Hasil observasi itu kemudian dipresentasikan dan didiskusikan dalam sesi pelatihan.

Pelatihan Metode Sentra membekali orangtua dan guru anak usia dini, tidak sekadar pengetahuan tentang pedagogi dan psikologi, tetapi juga alat kerja operasional. Bekal itu dibutuhkan untuk memfasilitasi anak usia dini agar dapat belajar secara lancar dan bermakna. Dengan kata lain, para peserta belajar tentang bagaimana anak belajar dan belajar tentang bagaimana memenuhi kebutuhannya, dan karena itu berarti belajar bagaimana mendidik anak. Wallahu a’lam

Semoga bermanfaat.

One thought on “Bekal Penting Orangtua dan Guru Anak Usia Dini”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *