• Mon. Nov 4th, 2024

Metode Sentra

Membangun Karakter dan Budi Pekerti

Teori Belajar  dalam Psikologi

Bila ada ada sesuatu yang boleh disebut sebagai bagian pokok sangat besar yang wajib dipelajari setiap orangtua dan guru, maka itu adalah Teori Belajar. Mengapa? Karena Teori Belajar adalah bagian besar dari Psikologi. Dan, bekal itu dapat membantu kita untuk menyelam ke dalam samudera proses kehidupan setiap anak manusia.

Jika proses alamiah itu dapat kita pahami, maka kita sebagai orangtua maupun guru punya bekal untuk membantu anak-anak kita tumbuh sehat dan optimal dalam semua aspek kehidupannya.Ya, inti Teori Belajar adalah belajar tentang bagaimana cara anak belajar.

Secara naluriah, ketika mendengar atau mengucapkan frasa Ilmu Pendidikan, pikiran kita umumnya segera terasosiasi pada pengertian sempit tentang BAGAIMANA CARA MENDIDIK ANAK. Maksud dari asosiasi sempit di sini adalah MENDIDIK ANAK lebih dipahami dari sudut pandang kita sebagai pendidik, sudut pandang eksternal dari anak. Dengan sudut pandang itu, mendidik anak bertitik tolak dari apa yang “diajarkan” oleh Ilmu Pendidikan, pakar pendidikan, psikolog, konsultan pendidikan dan lain-lain.

Jika hal demikian yang dominan terjadi, maka kita akan mudah terlena fokus pada tips, jurus, strategi,  atau apalah namanya yang kita dapatkan atau kita pelajari. Lalu, apa yang kita dapatkan itu kita terapkan secara kaku, tanpa memedulikan realitas obyektif anak. Menurut teori ini, anak harus begini. Menurut pakar itu, anak harus begitu. Menurut buku anu, cara mengatasi problem anak harus seperti ini. Dan seterusnya.

Bagaimanapun, buku, hasil riset ilmiah, ilmu pengetahuan sejatinya adalah kumpulan pengalaman-pengalaman yang disusun secara sistematis. Berguna, dan sangat berguna, tentu saja. Karena itulah artikel ini mengetengahkan Teori Belajar. Namun, puncak dari yang penting-penting dari psikologi dan ilmu pendidikan adalah kepedulian setiap orangtua dan guru untuk meyelami-memahami realitas obyektif anak yang sedang belajar bersamanya.

Itulah salah satu poin penting yang saya pelajari dari Metode Sentra. Setiap anak adalah pribadi yang unik dengan perjalanan kehidupan yang unik. Karenanya, tidak ada istilah “khatam” bagi orangtua dan guru untuk belajar. Belajar tentang bagaimana anak belajar.

Belajar pada hakikatnya adalah proses setiap anak manusia untuk menumbuhkan diri dalam segenap aspek kehidupannya. Pertumbuhan fisikal, psikologis, mental-kognitif, sosial, …. semuanya. Semua aspek kehidupan itu tumbuh dalam realitas, pengalaman, perjalanan yang berbeda-beda pada setiap anak.

Jadi, mari kita mulai berdiskusi tentang Teori Belajar.

Apa, sih, Teori Belajar? Definisi sederhananya, sebuah teori belajar adalah seperangkat ide-ide yang menjelaskan, menguraikan dan memprediksi perilaku.

 

Mengapa teori itu penting?

  • Memberi makna pada apa yang kita observasi.
  • Menjadi dasar untuk bertindak –menemukan cara-cara memperbaiki kehidupan dan pendidikan anak.

Apakah dengan demikian kita harus belajar besar, membaca literatur-literatur akademis, bahkan kuliah setinggi-tingginya? Kembali kepada prinsip yang disebutkan di atas, tidak ada istilah “khatam” bagi setiap orangtua dan guru untuk belajar. Belajarlah seluas mungkin dan setinggi mungkin.

Tapi, tak perlu terlalu khawatir (setiap orang punya keterbatasan). Seperti saya kemukakan pada artikel sebelumnya (5 Hal Pokok Pendidikan Anak Usia Dini), Metode Sentra memberikan sekurang-kurangnya pijakan yang  sangat berguna untuk memulai belajar tentang bagaimana anak belajar.

Dalam artikel-artikel selanjutnya, dengan segala keterbatasan, saya akan berusaha mengulas tentang teori-teori belajar. Pada bagian pertama ini saya ingin menyajikan ringkasan global terkait dengan Teori Belajar atau Theories of Learning. Pertama-tama, kita perlu mencamkan (sekali lagi) bahwa belajar  adalah tumbuh-kembang semua aspek kehidupan anak manusia.

Ini penting karena ada kecenderungan pemangkasan makna belajar dalam dunia pendidikan menjadi terbatas pada satu aspek saja, yakni kognitif. Lebih runyam lagi, yang terbatas itu pun cenderung dipangkas lagi menjadi kemampuan menjawab soal-soal ujian saja. Sehingga, ketika lulus menjadi sarjana, banyak orang tak memiliki bekal kehidupan yang memadai karena aspek-aspek tumbuh kembang selain kognitif terabaikan.

Apa itu perkembangan anak?

Perkembangan anak adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada anak sepanjang waktu. Perubahan-perubahan mengikuti suatu pola teratur yang bergerak menuju kompleksitas yang lebih besar dan penguatan daya tahan (survival).
Tumbuh-kembang setiap anak manusia bisa ditelisik dalam tiga bidang atau domain, yakni:

  • Domain Fisik

Ukuran tubuh, proporsi-proporsi tubuh, penampilan, perkembangan otak, perkembangan motorik, kapasitas persepsi dan kesehatan fisik.

  • Domain Kognitif:

Proses-proses berpikir dan kemampuan intelektual, termasuk atensi, memori, pemecahan masalah, imajinasi, kreativitas, pengetahuan akademis dan hal keseharian, metakognisi dan bahasa.

  • Domain Sosial/Psikologis:

Pegetahuan tentang diri (kejati-dirian atau self-esteem, metakognisi, identitas seksual, identitas etnis), nalar moral, pemahaman dan ekspresi emosi, regulasi diri, tempramen, pertemanan dan kemampuan interpersonal.

Sejarah Teori Belajar

Secara historis, teori-teori belajar yang dominan pada abad ke-20 sampai abad ke-21 ini sesungguhnya merupakan rangkaian periodikal dengan pemikiran-pemikiran yang tumbuh jauh sejak abad ke-6. Para ahli membagi periodisasi pemikiran teori belajar sebagai berikut:

  • Abad ke-6 sampai abad ke-15 (Abad Pertengahan)
  • Abad ke-16 (Reformasi)
  • Abad ke-17 (Pencerahan)
  • Abad ke-16 (Pemikiran atau Rasionalisme)
  • Abad ke-19 (Revolusi Industri)
  • Abad ke-20.

Namun, diskusi kita batasi saja pada pemikiran tentang teori belajar yang berkembang pada abad ke-20. Secara garis besar, teori-teori belajar pada abad ke-20 terklasifikasi menjadi sebagai berikut:

  • Teori Psikoanalitik (Psikoseksual Sigmun Freud dan Psikososial Erik Erikson)
  • Teori Behavioral dan Pembelajaran Sosial (Behaviorisme John Watson & B.F Skinner dan Pembelajaran Sosial Albert Bandura)
  • Teori Biologis (Maturationisme G Stanley Hall & Arnold Gesell; Ethology Konrad Lorenz; Kerekatan atau Attachment John Bowlby.
  • Teori Kognitif (Perkembangan Kognitif Jean Piaget; Sosio-kultural Lev Vygotsky dan Pemrosesan Informasi)
  • Teori Sistem (Sistem-sistem Ekologis Urie Bronfenbrenner).

Begitulah big picture atau silabusnya. Banyak juga, ya. Baiklah, selamat berburu bahan literatur.
Salam  Belajar

SUMBER:
Alan Pritchard (2009) Ways of Learning

One thought on “Belajar Tentang Anak Belajar (Teori Belajar Bagian 1)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *