• Fri. Mar 29th, 2024

Metode Sentra

Membangun Karakter dan Budi Pekerti

Jangan Rampas Hak Bermain Anak Usia Dini

Setiap hari, anak-anak usia dini yang belajar di lembaga-lembaga pendidikan prasekolah ber-Metode Sentra melakukan bermacam-macam kegiatan yang diprogram secara terstruktur. Terstruktur artinya mengacu pada tema, mengikuti prosedur kerja, dan ketersediaan jumlah kegiatan main (densitas) serta jumlah waktu main (intensitas) yang terukur. Semua kegiatan yang antara lain diarahkan untuk mengantarkan anak menuju tuntasnya tahap perkembangan praoperasional itu dalam Metode Sentra disebut bermain.

Jadi, bermain dalam Metode Sentra tidak sama dengan aktivitas bersenang-senang (rekreatif), melainkan kegiatan pemenuhan kebutuhan tiga jenis main sebagai moda belajar alamiah anak usia dini. Tiga jenis main itu adalah main sensorimotor, main pembangunan dan main peran. Kebutuhan dasar itu sering terabaikan karena persepsi keliru banyak orangtua dan guru bahwa pendidikan anak usia dini hanya sekadar pendidikan mengisi waktu atau masa pemanasan untuk memasuki jenjang pembelajaran akademis di sekolah (SD). Akibatnya, pendidikan anak usia dini kerap direduksi tujuannya hanya untuk pembelajaran baca-tulis-hitung.

Setiap kegiatan bermain di Sentra-Sentra adalah kegiatan yang kaya manfaat atau multidimensi. Sekadar contoh, Sentra Bahan Alam menyediakan kegiatan main pompa air (water hand-pump). Dari aspek fisik, alat main ini disediakan untuk melatih kekuatan otot-otot tangan yang krusial bagi anak untuk bisa menulis atau melakukan pekerjaan-pekerjaan lain. Dari aspek kognitif, dengan alat ini anak belajar hukum fisika sederhana tentang energi yang mengalirkan air dari ember ke jerigen. Dari aspek psikologis, alat main itu memungkinkan anak belajar mengontrol diri dari gerakan-gerakan yang bisa membawa risiko tubuh dan pakaian basah.

Saat mendampingi anak memainkan alat itu, guru bisa mengalirkan materi tema. Misalnya, jika temanya “Hutan,” guru bisa mengajak anak berdiskusi (sambil tetap bermain) tentang energi yang menggerakkan uap air laut ke udara menuju dataran tinggi, sehingga terjadi hujan yang menumbuh-suburkan tumbuh-tumbuhan. Ya, peran guru Sentra benar-benar krusial. Dari guru yang kaya pengetahuan, anak banyak belajar.

Namun, pengawasan dan pendampingan guru dibutuhkan bukan hanya dalam aspek pengetahuan kognitif. Lebih dari itu, guru dituntut memahami tahap perkembangan anak, memahami kapan saat yang tepat dan bagaimana serta seberapa jauh memberi stimulus atau melakukan intervensi pada aktivitas anak. Secara simultan, keberhasilan seorang guru Sentra juga ditentukan oleh seberapa lengkap observasi guru atas perkembangan setiap anak (individual) untuk dituangkan dalam laporan harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan. Laporan yang lengkap itu dibutuhkan untuk menyusun perencanaan, agar-agar celah-celah perkembangan anak yang belum mencapai tahap alamiahnya bisa diisi dengan program-program yang tepat, terukur dan terpadu.

bermain-itu-belajarSeandainya setiap orangtua anak usia dini menjadi mitra yang kompak bagi guru Sentra, maka kegiatan main anak-anak di rumah, yang volume waktunya jauh lebih besar, akan benar-benar memberi anak bekal kehidupan (life skills) yang mereka butuhkan di masa depan. Sebab, buku-buku kehidupan itu begitu banyak dalam keseharian anak, bukan hanya di atas meja belajar. Pun, bekal kehidupan itu bukanlah kemampuan mengerjakan soal-soal ujian, tapi kecerdasan majemuk, kemandirian, daya juang, dan budi pekerti luhur.

[Artikel ini sudah pernah dimuat di blog pribadi dengan judul sama: Jangan Rampas Hak Bermain Anak Usia Dini]

Save

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *